Keteladanan Rasulullah SAW Dalam Peristiwa Isra Mi'raj



BATU BARA | jelajahsumut.com, Kisah perjalanan Rasullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu naik ke langit pertama sampai ke langit ketujuh disampaikan oleh para Ustadz Ustadzah, Da'i bahkan Kyai selalu menerangkan dengan jelas, mengangkat cerita dialog antara Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Musa, yaitu menyangkut perintah shalat lima waktu bagi umat Islam dari Allah SWT, dan Isra Mi'raj merupakan peristiwa yang sangat bersejarah bagi umat Islam dan hingga akhir zaman nantinya.

Ceramah disertai guyonan dimaksudkan agar khalayak tak merasa bosan yang tiap tahun selalu pesan serupa disampaikan. Tentu dai harus pandai mengemas, tanpa harus mengurangi pesan dari Isra' Miraj itu sendiri.

Di setiap langit. Rasulullah bertemu Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad hingga sampai langit ke tujuh bertemu dengan Nabi Musa AS, sementara Nabi Muhammad, dalam kisah tersebut, di setiap perjalanan dilihatkan pemandangan-pemandangan, hingga dilihatkannya Surga dan Neraka. Ketika itu Rasullah bertanya kepada Malaikat Jibril.

Jibril pun menjelaskan semua pertanyaan Rasulullah hingga sampailah Nabi Muhammad menuju ke khadirat Allah SWT yang kemudian disebut Sidratul Muntaha. 

Rasulullah ketika menghadap kehadirat Allah SWT tanpa ditemani Malaikat Jibril. Disana Muhammad diperintahkan segera membawa amanah Allah untuk Nabi Muhammad dan umatnya, yaitu shalat 50 waktu dalam sehari semalam.

Lantas, kembalilah Nabi Muhammad SAW dan sesampainya di langit ke tujuh beliau bertemu Nabi Musa AS. "Wahai Muhammad. Apa yang engkau bawa dari Tuhanmu?." kata Nabi Musa. Menjalankan Shalat 50 waktu dalam sehari semalam."jawab Nabi Muhammad. "Kembalilah engkau pada Tuhanmu dan mintalah keringanan, kata Nabi Musa. Nabi Muhammad kembali kehadirat Allah meminta keringanan. 

Allah pun meringankan lima waktu jadi tinggal 45 waktu shalat yang harus dijalankan. Pulanglah Nabi dan bertemu lagi dengan Nabi Musa. "Apakah yang dikatakan Tuhanmu.?" tanya Nabi Musa.

Allah telah memberikan keringanan untukku dan umatku yaitu Shalat 45 waktu," jawab Muhammad. Dalam kisah ini pula digambarkan Nabi Muhammad SAW mondar-mandir menghadap Allah untuk meminta keringanan shalat dalam sehari, yang akhirnya shalat menjadi lima waktu "Bagaimana? Apakah Tuhanmu memberi keringanan?," tanya Nabi Musa. "Iya, jawab Muhammad. "Berapa?" Tinggal lima waktu", 

"Kembalilah Engkau pada Tuhanmu dan mintalah keringanan lagi. Sungguh umat kamu tidak akan kuat," perintah Nabi Musa kepada Muhammad. Tapi, apa jawaban Nabi. "Wahai Tuan Nabi Musa. Saya malu pada Tuhan, Saya rela dan biarkanlah Saya ikhlas dan ridho tentang apa yang diberikan Allah kepada Saya,"

Jadi, akhirnya Nabi pun pulang dan membawa perintah untuk melaksanakan lima waktu Shalat dalam sehari semalam yaitu yang sekarang dikenal sebagai shalat Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Sejatinya perjalanan Nabi Muhammad, dalam Isra' Miraj itu, adalah untuk menyadarkan kaum kafir Qurais agar percaya bahwa ajaran yang dibawa Nabi Muhammad itu benar. 

Tetapi tanggapan kaum Qurais "Kami tidak percaya tentang apa yang Muhammad ceritakan pada kami. Karena jarak Antara Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa tidaklah pendek dan tidak pula sampai dalam semalam. "Mereka (kaum Qurais) menganggap bahwa cerita Nabi Muhammad itu mengada-ngada.

Isra Mi'raj telah menjelaskan bahwa peristiwa-peristiwa itu bukan hanya suatu bukti kekuasaan Allah yang tiada batas, melainkan jika mencermati retorika penjelasan Al-Quran, maka yang bisa ditangkap adalah suatu pesan dan kesan bahwa peristiwa Isra' Miraj merupakan simbol perpindahan misi kenabian, perpindahan misi kenabian yang dimaksud yaitu dari yang sebelumnya diamanahkan kepada Bani Israil kemudian berpindah kepada Bangsa Arab (umat Islam). 

Hampir 2300 tahun misi kenabian dipercayakan kepada Bani Israil (Israil adalah nama lain dari Nabi Ya'qub). Tapi apakah kemudian yang terjadi? Mereka tega membunuh para nabi, memutarbalikkan, menyelewengkan, serta mengganti ayat-ayat Al-Kitab.

Karena itulah, peristiwa Isra Mi'raj ditandai dengan penaklukan Baitul Maqdis oleh Rasulullah dalam waktu sekejap di malam hari, di mana Nabi Musa (salah seorang pemimpin Bani Israil) tidak bisa menaklukkannya kecuali setelah 40 tahun berputar-putar bersama Bani Israil di sekeliling Baitul Maqdis. 

Hal ini menunjukkan bahwa kejadian itu merupakan peristiwa pemindahan misi kenabian dari kalangan Bani Israil kepada Bangsa Arab yang berasal dari keturunan Ismail bin Ibrahim. Para ulama menyebut bahwa Ismail dan Ishaq adalah dua bersaudara. Dari Ishaq lahirlah Yaqub yang melahirkan keturunan Bani Israil, sedangkan Ismail melahirkan keturunan sampai kepada Nabi Muhammad.

Maka peristiwa-peristiwa Isra Mi'raj merupakan amanah bagi umat Islam agar umat Nabi Muhammad bisa menjaga dan mewujudkan misi kedamaian di tengah-tengah umat manusia ini. Begitu mulia Rasulullah Muhammad SAW mencintai kita sebagai ummatnya yang hari ini menikmati keimanan dan keislaman yang begitu nyaman. 

Rasulullah SAW begitu malu dihadapan Allah SWT saat diberikan perintah sholat yang hari begitu berat kita laksanakan pada hari ini, dalam setiap sholat hanya kita pergunakan setiap waktunya maksimal 10 menit itu pun hanya orang-orang tertentu saja yang hatinya telah mencintai perjuangan Rasulullah. Lantas kita diakhirat nanti meminta pertolongan beliau sementara didunia kita tidak pernah menghargai setiap tetes perjuangan Rasulullah SAW.

Semoga dengan peristiwa Isra Mi'raj ini menjadikan kita terus istiqomah mencintai Rasulullah SAW dengan menghargai segala apa yang telah beliau perjuangkan untuk kita baik menikmati Iman dan Islam.

Ditulis oleh: Hanafi Zein, SH (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sumatera Utara).