Peringati Isra Mi'raj 1444 H, Ponpes Al Itqan Batu Bara Rutin Gelar Pengajian dan Beri Pemahaman Agama


BATU BARA | jelajahsumut.com, Pengurus pondok pesantren Al Itqan Batu Bara laksanakan Peringatan Isra Mi'raj 1444 H di Pendopo Aswaja Batu Bara, Kecamatan lima Puluh Pesisir, Desa Titi Merah, Minggu (26/02/2023).

Ustad Rifi mengatakan, dalam rangka menyambut Isra Mi'raj ini mari bersama-sama istiqomah dalam mengikuti pengajian-pengajian di wilayah Batu Bara," ucapnya

"Ponpes Al Itqan Batu Bara setiap malam ba'da Isya mengadakan pengajian tentang pemahaman agama, kita tidak bisa hanya dengan membaca buku, tetapi harus diiringi dengan ngaji kepada kiyai maupun ustad," ujar Ustadz Rifi Hamdani saat memberikan tausiyah hikmah Isra Mi'raj. 

Selain itu menurut Ustadz Rifi, Isra Mi'raj menyimpan banyak hikmah dan ibrah bagi orang-orang yang berakal sehat. Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Al-Quds, Palestina.

Sedangkan peristiwa Mi'raj adalah naiknya Rasulullah SAW menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak bisa dijangkau oleh semua makhluk, malaikat, jin dan manusia, dan perjalanan itu berlangsung hanya semalam di balik keagungan mu’jizat ini, ada nilai-nilai pendidikan yang patut untuk direnungkan dan diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari," ujarnya

Sementara dalam peristiwa Isra Mi'raj adalah momen yang baik untuk memperkuat aqidah umat Islam. Para pendidik muslim harus melahirkan manusia-manusia beradab seperti Abu Bakar al-Shiddiq. Manusia-manusia yang keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya tidak menyisakan keraguan sedikitpun.

Manusia yang memahami cara menggunakan akal dengan benar. Selain masalah aqidah, Isra Mi'raj juga mengandung pendidikan ibadah.

“Dalam hal ini tentu saja tentang pentingnya mendirikan shalat, sebab shalat adalah hadiah dari Allah SWT dimalam Isra Mi'raj itu,” jelas Habib. Ibadah shalat adalah Mi'rajnya orang-orang mukmin. Isra Mi'raj adalah evaluasi ibadah shalat kita.

Nilai-nilai signifikan bagi sebuah kepemimpinan. Pertama, sebagaimana tercermin dari ayat yang mengemukakan peristiwa Isra’ Mi’raj yang dimulai dengan ”tasbih” juga peristiwa pembersihan dada Nabi dengan air zamzam ditambah dengan wudlu, maka dalam sebuah kepemimpinan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjaga integritas moral.

Dalam konteks ke-Indonesiaan, Hal ini dapat diwujudkan dengan reformasi moral (revolusi mental) yang dimulai dari tingkat aparatur maupun masyarakatnya.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Majelis Dzikir dan Sholawatan, Ustad Rifi Hamdani, Pengasuh Ponpes Al Itqan Batu Bara, Ustad Milhana, Pengurus MWC NU Lima Puluh Pesisir, Penceramah Habib Al Mahdaly, dan tokoh masyarakat serta Ibu-ibu pengajian, (Red).