Empat Langkah Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Oleh: HANAFI ZEIN, SH (Mahasiswa Pascasarjana UIN Medan dan Da`i Mimbar Batu Bara). 

BATU BARA | jelajahsumut.com, Kedatangan bulan Ramadhan tinggal menghitung jari. Bulan yang sama-sama kita nantikan akan segera hadir, memasuki masa-masa kehidupan kita dengan beragam amal-amal berpundi pahala. Layaknya tamu, kita sambut Ramadhan dengan sambutan yang hangat, kita jadikan momentum tak terlupakan.

Sudah sepatutnya kita bersukacita menyambut Ramadhan karena masih ada kesempatan emas bagi kita untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Inilah yang menjadi tujuan utama diwajibkan puasa atas diri kita: “Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,” (QS: Al-Baqarah: 183).

Sebagai ekspresi kebahagiaan kita mengucapkan, “Ahlan wa Sahlan ya Ramadhan.” Atau, “Marhaban ya Ramadhan.” Selain itu, yang tidak kalah penting adalah kita melakukan berbagai persiapan sebelum memasuki Ramadhan. Kita siapkan diri kita, keluarga, dan masyarakat agar lebih maksimal menjadikan Ramadhan sebagai ajang meraup pundi-pundi pahala di tiap amal saleh yang kita kerjakan di dalamnya.

Persiapan yang perlu kita lakukan sejak dini adalah: Pertama, persiapan Jiwa. Kita bersihkan hati kita dari kerak-kerak yang mengotorinya. Kita sambut dengan hati yang bening dan suci. Kita harus memantapkan hati dan jiwa kita bahwa puasa dan ibadah lainnya yang kita kerjakan adalah semata-mata karena Allah. Jangan sampai ternoda sedikit pun oleh motif dan tujuan kepada selain Allah.

Kita latih diri ini untuk terbiasa menjadikan Allah sebagai tujuan dari tiap rangkaian ibadah tak terkecuali ibadah puasa Ramadhan. Jangan sampai terbesit di hati, “Aku puasa untuk diet. Aku puasa karena tidak enak dengan tetangga. Aku puasa karena ikut-ikutan dengan masyarakat sekitar rumah.” Kesalahan dalam menata niat dan hati mengakibatkan amal saleh yang kita kerjakan berlalu sia-sia, tanpa diterima oleh Allah, karena memang kita mengerjakannya bukan untuk mencari rida Allah.

Yahya bin Mu’adz berkata: “Jasad sakit karena penyakit, sedangkan hati sakit karena dosa. Sebagaimana jasad tidak bisa merasakan lezatnya makan ketika sakit, begitu pula dengan hati, ia tidak mampu mengecap nikmatnya ibadah karena berbagai dosa,”.

Kedua, persiapan lImu. Kita sambut Ramadhan dengan memiliki dan menguasai ilmu seputar ibadah di bulan Ramadhan. Dengan ilmu yang baik kita bisa mengerjakan ibadah sesuai tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya serta teladan dari para ulama.

Ilmu di sini meliputi kaifiyat atau tata cara ibadah Ramadhan dari segi fiqihnya atau hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabannya,” (QS: Al Isra’ : 36).

Persiapan ilmu merupakan sebuah keniscayaan. Ilmu adalah penerang jalan yang pada mulanya gelap gulita menjadi terang benderang, sehingga kita dapat menjalani ibadah dengan benar seperti yang diajarkan dalam agama Islam.

Persiapan berikutnya atau Ketiga, adalah persiapan Fisik. Dari Abu Hurairah, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda :“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim).

Hal ini memberi motivasi bagi kita untuk menjadi orang beriman yang sehat, sehat jasmani dan rohani. Aneka ibadah yang kita tunaikan, termasuk di bulan Ramadhan, menuntut kebugaran fisik dalam mengerjakannya.

Puasa dan shalat tarawih akan sanggup kita laksanakan dengan baik, salah satunya ketika kita memiliki kondisi fisik yang sehat. Sebagaimana kita ketahui, muslim yang sakit tidak diwajibkan untuk melaksanakan puasa, tapi harus menggantinya sesudah Ramadhan berakhir, bila kondisi kesehatannya sudah kembali pulih.

Keempat adalah Persiapan Aktivitas. Kita susun kisi-kisi aktivitas untuk dikerjakan bersama khususnya kegiatan di masjid dan mushala. Sudah sewajarnya jika pengurus masjid atau mushala menyusun kepanitiaan untuk menyambut Ramadhan yang diisi dengan aktivitas tabligh, diskusi, atau kajian tentang Ramadhan.

Panitia Ramadhan juga menyelenggarakan berbagai aktivitas seperti shalat tarawih yang diiringi dengan ceramah tarawih dan kuliah subuh dengan tema-tema yang bervariasi. Begitu juga dengan ceramah zuhur di perkantoran, pesantren kilat bagi anak-anak dan remaja bahkan orang dewasa, tadarusan, berbagai perlombaan, peringatan malam Nuzulul Quran, l’tikaf sepuluh hari terakhir Ramadhan, buka puasa bersama, dan lain-lain.

Selain itu, juga mengadakan kegiatan melepas kepergian bulan Ramadhan dengan takbiran, pendistribusian zakat, shalat Idulfitri, silaturahmi dan lain sebagainya.

Inilah sejumlah persiapan yang perlu menjadi perhatian kita semua. Kita tata niat dan hati, kita bekali diri dengan ilmu yang bermanfaat, kita jaga kesehatan, dan menyiapkan beragam kegiatan yang menunjang ketakwaan kita kepada Allah SWT. Semoga Allah Ta’ala mencatat usaha dan niat kita sebagai amal saleh yang diberkahi, (Red).